mencintai itu begitu menyakitkan ketika kita mencintai seseorang yang telah memiliki seorang kekasih dan kita hanya menjadi peran pembantu didalam kisah tersebut.
“Namun aku mencintaimu, lebih dari sekedar teman”, kataku
padanya. “Ya aku tahu tetapi kita tidak bisa melanjutakan kisah ini, aku tak
bisa meninggalkan dia”, bentaknya keras. “Bagaimana dengan aku, perhatianmu
selama ini membuat aku menyayangimu”, suaraku melemah,
“Aku tak perduli,
mengapa kamu begitu bodoh, mengapa kamu menyayangiku bukankah kamu tahu bahwa
aku telah bersamanya” , dia membalikan badannnya matanya terlihat begitu nanar,
aku hanya bisa terisak melihat sikapnya yang seperti itu, dia terjebak dalam pilihan yang sulit antara harus meninggalkan kekasihnya atau tetap bersamaku. “Sekarang kisah kita
sampai disini saja” bicaranya mulai melemah,
“Namun aku terlanjur menyangimu,
bukankah kamu pernah bilang kalau kamu juga menyayangiku” kataku padanya “Ya
aku tahu, aku menyayangimu, namun kisah kita tak bisa dilanjutkan” jawabnya.
“Lalu sekarang kamu inginkan aku untuk bagaimana?” tanyaku, “kamu
harus mencintai lelaki lain, jangan terus menerus mencintaiku, cari saja lelaki
lain yang bisa membahagiakanmu”, “tidak, tidak aku tak bisa mencintai lelaki
lain, dan aku tak dapat bahagia bersama lelaki lain karena aku hanya dapat
bahagia bersamamu”, air mataku kembali mengalir.
“Kamu tahu? Tuhan membiarkan kita bertemu dengan orang yang
salah sebelum kita bertemu dengan orang yang benar”, aku hanya terdiam
mendengarkan ucapannya.
Dia memelukku “aku mengerti, sangat-sangat mengerti jika
kamu menyayangiku tapi aku mohon tinggalkan saja aku karena kisah ini tak layak
untuk dipertahankan” ucapnya sambil menangis di pundakku, dan kita menangis
bersama-sama, “Dimana aku harus mencari seseorang sepertimu? Aku hanya bisa
menyayangimu bukan orang lain” kataku. “Jangan cari seseorang sepertiku, di
luar sana akan ada seseorang yang berjanji menyayangimu dan tak akan
meninggalkanmu, bukan seperti aku ini, kamu tak pantas menangisi lelaki jahat
seperti aku, dan kamu adalah wanita baik disana akan ada lelaki baik yang siap
menyayangimu lebih dari aku.” Dia mengusap air mataku, “Ya aku tahu itu tapi
aku tak perduli entah itu kamu adalah seorang lelaki baik atau jahat, aku
menyayangimu” aku masih menangis dalam peluknya, bajunya terasa basah oleh air
mataku. “Percayalah jika Tuhan telah berkehendak kita untuk berjodoh, aku yakin
kita akan dipertemukan lagi olehNya, namun ketika kita nanti tak berjodoh aku
ingin kamu bisa berbahagia dengan jodohmu itu” ucapnya meyakinkanku.
“Tapi satu hal yang perlu kamu ingat, aku masih akan tetap
setia menunggumu, kamu bisa kembali kapan saja kamu mau ketika kamu telah lelah
mencari cinta-cinta lain” kataku padanya. “Aku harap kamu tak akan menungguiku”
ucapnya singkat “Apakah kamu tak akan kembali lagi padaku nanti?” tanyaku, “Aku
hanya tak mau kamu semakin merasakan sakit ketika kamu terus menerus menungguiku”,
dia kembali menghapus air mataku dan memelukku.
Tuhan mengapa semuanya harus berakhir dan peluknya ini menjadi pelukan yang paling
berarti , karena mungkin tak akan aku dapatkan lagi pelukan semacam itu dari
pundak yang sama seperti yang aku rasakan saat ini.






0 komentar:
Posting Komentar